Jakarta, CNN Indonesia —
Berbagai peristiwa meriuhkan gelaran pemilu Malaysia, mulai dari mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad kalah, hingga tak ada pemenang mutlak sampai-sampai raja harus turun tangan.
Sejak pemilu digelar pada Sabtu (19/11), hingga kini masyarakat Malaysia belum memiliki pemerintah baru yang seharusnya memimpin mereka.
Ini merupakan kali pertama Malaysia tak langsung mendapatkan pemenang setelah pemilu digelar. Selain itu, ini juga pertama kalinya Mahathir kalah dalam pemilihan umum.
Berikut fakta-fakta yang dianggap membuat pemilu Malaysia kali ini sangat rumit.
1. Hasil pemilu ketat
Hasil pemilu menunjukkan persaingan ketat antara dua kubu terkuat dalam pemilu kali ini, yaitu Pakatan Harapan (PH) pimpinan Anwar Ibrahim dan Perikatan Nasional (PN) yang dikepalai Muhyiddin Yassin.
Berdasarkan hasil perhitungan suara hingga Minggi sore, tak ada satu pun partai politik yang melewati ambang batas 112 kursi di parlemen.
Merujuk pada laporan The Star, PH hanya mendapatkan 82 kursi, disusul PN dengan 73 kursi. PN memang mengaku sudah sepakat membentuk koalisi dengan partai Sabah dan Sarawak, tapi tak ada bukti jelasnya.
Pemilu di Malaysia sendiri menggunakan sistem first past the post. Artinya, partai koalisi pertama yang berhasil mengantongi 112 dari total 222 kursi di parlemen dapat langsung membentuk pemerintahan.
2. Parlemen gantung
Buntut kebuntuan ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Malaysia memiliki parlemen gantung, di mana tak ada mayoritas terbentuk.
Sepanjang Negeri Jiran berdiri, koalisi pemerintahan dapat langsung terbentuk setelah hasil pemilu keluar.
3. Anwar dan Muhyiddin saling klaim kemenangan
Meski hasil pemilu menunjukkan tak ada koalisi yang melewati ambang batas parlemen, Anwar dan Muhyiddin saling mengklaim menang dalam pemilu kali ini.
Muhyiddin mengklaim partainya sudah siap membentuk pemerintah federal setelah berkoalisi dengan partai-partai Sabah dan Sarawak.
Ia juga mengklaim PN sudah menerima surat dari Raja Malaysia yang berisi syarat pembentukan pemerintahan berikutnya. Namun, Muhyiddin menolak membocorkan isi detailnya.
Sementara itu, Anwar Ibrahim menganggap pernyataan Muhyiddin itu sulit diterima. Ia lantas mengklaim pihaknya sudah berkomunikasi dengan istana terkait pembentukan kabinet.
“Tidak mungkin, tidak mungkin dia melakukannya karena kami telah menulis dan kami akan memberi tahu istana sesuai dengan itu. Saya bicara berdasarkan fakta, bukan rumor,” ucapnya, seperti dikutip MalayMail.
Menurutnya, sebagai koalisi terbesar, PH sudah mendapatkan jumlah yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan federal dengan mayoritas sederhana.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>