3 Pekerja Tewas karena Gelombang Panas, Serikat Buruh Eropa Menuntut

3 Pekerja Tewas karena Gelombang Panas, Serikat Buruh Eropa Menuntut

Jakarta, CNN Indonesia

Serikat buruh menuntut Komisi Eropa untuk menerapkan batas suhu bagi pekerja luar ruangan di benua itu, Senin (25/7).

Desakan ini muncul setelah tiga pekerja di Spanyol tewas kala bekerja di tengah gelombang panas pada pekan lalu.

Komisi Eropa sendiri merupakan satu dari tiga institusi utama yang menjalankan pemerintahan Uni Eropa.

“Pekerja merupakan garis depan dalam krisis iklim setiap hari, dan mereka membutuhkan perlindungan untuk menghadapi bahaya yang kian meningkat akibat suhu ekstrem,” ujar wakil sekretaris jenderal Konfederasi Serikat Buruh Eropa (ETUC), Claes-Mikael Stahl.

Stahl juga menilai Uni Eropa perlu menerapkan aturan yang berlaku di benua itu terkait suhu maksimum buruh boleh bekerja, mengingat “cuaca tak peduli dengan batas nasional.”

“Politikus tidak boleh terus mengabaikan bahaya pekerja kita yang paling rentan dari kenyamanan ruang kerja berpenyejuk udara mereka,” kata Stahl.

Selain itu, Stahl menuturkan gelombang panas dapat berakibat fatal bagi masyarakat yang bekerja tanpa perlindungan sinar matahari, seperti yang terjadi di Spanyol.

[Gambas:Video CNN]

Spanyol sendiri menerapkan batas suhu bekerja di beberapa daerah, tetapi hanya untuk profesi tertentu. Spanyol juga melaporkan kematian tiga pekerja yang berhubungan dengan gelombang panas.

Seorang tukang bersih-bersih 60 tahun meninggal di Madrid pada Sabtu (23/7) setelah sehari sebelumnya sempat pingsan akibat serangan panas. Kala itu, suhu di Madrid hampir mencapai 40 derajat Celsius.

Kematian lain menimpa pekerja gudang 56 tahun di pinggiran Madrid pada Sabtu. Ia tewas setelah mengalami serangan panas kala bekerja.

Tak hanya itu, penjaga keamanan sempat melaporkan kematian seorang pekerja di Paracuellos de Jarama, Spanyol, Kamis (21/7). Kematian itu juga disebabkan karena cuaca panas.

Sebagaimana diberitakan AFP, beberapa negara anggota Uni Eropa memiliki aturan yang membatasi waktu kerja kala gelombang panas. Namun, batasannya beragam dan banyak negara yang tak menerapkan batas suhu panas.

Menurut penelitian lembaga pemungutan suara Eurofound, sebanyak 23 persen pekerja di seluruh Uni Eropa terpapar suhu tinggi dalam seperempat waktu mereka bekerja.

Angka itu melonjak hingga 36 persen di sektor agrikultur dan industri, pun mencapai 38 persen pada pekerja konstruksi.

Riset sebelumnya juga telah memaparkan hubungan suhu tinggi dengan beberapa kondisi kronis dan peningkatan risiko kecelakaan kerja.

Eropa sendiri telah dilanda gelombang panas sejak beberapa waktu lalu. Selain menyebabkan masalah pekerja, gelombang panas itu juga membuat sejumlah negara menghadapi kebakaran hutan.

(bac)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top