Sebanyak 25 orang tewas di India setelah menenggak minuman keras beracun, Minggu (30/5).
Media lokal melaporkan minuman keras itu dibeli pada Kamis lalu dari toko yang dikelola oleh dua bersaudara.
Polisi sejauh ini telah menangkap 10 pria yang diduga menjual minuman keras di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India.
“Sejauh ini 25 orang meninggal dan beberapa lainnya dirawat di rumah sakit. Sepuluh orang telah ditangkap,” kata Juru Bicara Kepolisian Ajab Singh kepada AFP.
Toko minuman keras di negara bagian itu telah ditutup menyusul penguncian wilayah untuk melawan badai virus corona.
Namun ketika jumlah kasus mulai melambat, mulai 11 Mei lalu Uttar Pradesh mengizinkan kembali penjualan minuman keras pada jam-jam terbatas di beberapa distrik.
Meskipun tidak jelas bagaimana minuman keras dalam kasus Uttar Pradesh diproduksi, ratusan orang meninggal setiap tahun di India karena alkohol murah ini.
Dari perkiraan lima miliar liter alkohol yang diminum setiap tahun di negara itu, sekitar 40 persen diproduksi secara ilegal, menurut International Spirits and Wine Association of India.
Minuman keras sering kali ditambahi metanol untuk meningkatkan kekuatannya. Metanol dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati, dan kematian.
Tahun lalu, 98 orang tewas di negara bagian Punjab utara setelah meminum minuman keras ilegal.
Lalu pada 2019, sekitar 150 orang tewas di timur laut negara bagian Assam, kebanyakan dari mereka adalah pekerja perkebunan teh.
(dea)